Minggu, 11 September 2011

Buaya Balikpapan :)

Satu lagi pengalaman unik dan menghebohkan saat berada di Balikpapan: mengunjungi penangkaran buaya di Kelurahan Teritip! Wooaarrggg....
Teritip Crocodile Farm berdiri sejak tahun 1990 dan berjarak 25 km dari  down town Balikpapan. Lokasi penangkaran buaya ini seluas 5 ha, lumayan ya...
Meski penangkaran ini dikelola oleh CV Surya Raya dengan tujuan untuk penangkaran, pengembangan satwa liar, dan budi daya kulit buaya...tetapi dibuka juga sebagai tempat wisata. Wisatawan yang tertarik berkunjung tentu yang suka menikmati wisata alam dan tidak menolak tantangan....disamping harus tahan pula dengan bau kandang buaya yang...hhmm...aduhaaii...  :(


Bagi yang berminat, bisa berkunjung ke lokasi penangkaran antara jam 08.00 s/d 17.00 WITA. Selain dapat mengamati polah tingkah buaya muara (crocodylus porosus), buaya supit (tomistoma scheillius) juga buaya air tawar (crocodylus siamlisus) **mereka sih sebetulnya tidak berpolah tingkah, malah cenderung diam seribu basa, mematung....yang suka berpolah tingkah kan buaya darat (phytecantrophus erectus) haha...** , di sana tersedia juga berbagai suvenir khas buaya semisal taring buaya, dompet kulit buaya juga tangkur buaya :) (tahu kan gosip tentang khasiat tangkur buaya?)...bahkan di hari Sabtu atau Minggu atau hari libur khusus tersedia juga kuliner buaya berupa sate buaya. Pada saat saya bertanya ke mbak penjaga warung, saya dapat informasi bahwa satu tusuk sate buaya dibanderol Rp. 3000, sedangkan satu butir telur buaya Rp. 25.000. Hanya saja, saya tidak mencobanya, pertama karena saya perlu yakin terlebih dahulu daging buaya ini halal atau haram, kedua karena pada saat itu sedang di bulan Ramadan, jadi kami semua berpuasa...huuaaa...(panas-panas, haus dan lapar, bertemu buaya...)



Pengunjung juga dapat menyaksikan atraksi buaya makan ayam, dengan cara membeli ayam yang sudah disediakan oleh petugas berupa ayam tirin (ayam mati kemarin-kemarin), satu ekornya Rp. 10.000, kemudian sang petugas akan melempar ayam itu ke kandang buaya dan buaya-buaya yang tadinya diam mematung langsung beringas berebut umpan, siapa cepat dapat...serraaamm... Buaya-buaya itu sendiri dapat jatah makan resmi hanya satu minggu sekali... (walaah...kalau mereka puasa Ramadan, hanya sahur 4 kali dong ya...ahihihi..)

Pengunjung yang aneh (seperti saya, maksudnya) dapat juga mencoba menggendong buaya. Petugas terkait akan menyiapkan buaya anakan alias bajul yang dapat dipegang dan digendong-gendong oleh wisatawan aneh tadi :)
Naah..ini gambar saya saat menimang anak buaya, alias bajul, umur si baby baru 1 tahun, masih imut dan mulutnya diikat tali kencang-kencang oleh sang pawang...berani ya saya....? (Trimakasih ya Pak pawang atas buayanya...nih tips-nya hehe..)


Berpose dengan seuntai taring buaya, saya tidak berani menyeringai takut ada yang mbanding-mbandingkan...uhuii...


Okee..see you in the next journey...love Indonesia, love my unique family!
Thanks to Pap who took us there...muuaachh...



Jembatan Tajuk, Bukit Bangkirai

Bagi yang suka menikmati wisata alam, berkunjung ke Bukit Bangkirai adalah pilihan yang cucok. Bukit Bangkirai terletak kira-kira 58 km dari kota Balikpapan. Kondisi jalan banyak yang masih belum seluruhnya mulus...menjadikan perjalanan terasa jauh hiks.. :)
Kondang dengan nama Bukit Bangkirai karena memang pohon yang mendominasi hutan lindung Bukit Bangkirai ini adalah jenis pohon Bangkirai...


Begitu sampai ke lokasi, kita langsung diarahkan untuk berjalan sekitar 500 m untuk kemudian mulai memasuki area hutannya. Waah... takjub dan ehm... serem juga berjalan membelah hutan. Kebetulan pada saat itu pengunjung hanya kami, jadi suara yang ada hanyalah suara kami...selebihnya sepii.. Pohonnya besar-besar, bahkan ada yang tumbang dan dibiarkan begitu saja...  Yang menandakan bahwa kawasan ini  hutan lindung adalah adanya jalur khusus pejalan kaki dan bahwa pohon-pohon yang ada diberi label dan ada yang mengadopsi :)

Berpose di pohon tumbang...gede kan?

Canopy Bridge atau Jembatan Tajuk adalah maskot penarik hati wisatawan Bukit Bangkirai. Jembatan tajuk  ini digantung diantara dua gerombol pohon Bangkirai. Menyeberangi jembatan tajuk dengan ketinggian 30 m di atas permukaan tanah dapat dicapai setelah meniti anak tangga berjumlah 120 buah yang merambati pohon Bangkirai.... Panjang jembatannya sendiri 64 m...hapalin yah ..hehe..

Beginilah pemandangan anak tangga yang melingkari pohon Bangkiran dilihat dari separuh perjalanan menuju ke jembatannya...selain serem..ya pegel juga...uhui..


Naah...ini kami yang siap menyeberang... kanan kiri pemandangan hutan asri...hembusan semilir angin menemani...

Pengalaman unik dan sungguh berkesan. Pesan saya gunakan kostum yang sesuai yah untuk menikmati petualangan di Bukit Bangkirai, janganlah seperti saya : pakai sandal jinjit, baju batik dan handbag...alamaak... Alhamdulillah aman, lancar... :)

See you in the next journey ...
Like usual, thanks to Pap who took us there...


Rabu, 07 September 2011

Beruang Madu ...

Tak menyia-nyiakan kesempatan, pada saat berada di Balikpapan kami berkunjung ke Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) yang letaknya tak begitu jauh dari rumah kami, tepatnya di Km 23 Jalan raya Balikpapan-Samarinda. KWPLH ini adalah kawasan konservasi Beruang Madu (Helarctos Malayanus), hewan langka terancam punah yang harus dilindungi.

Untuk ukuran area konservasi di Indonesia, enklosur Beruang Madu ini menurut saya sungguh "mewah", luasnya 1,3 ha, tertata, terawat, dan hutannya dibuat mendekati habitat Beruang Madu di alam bebas.  Area yang sangat luas itu hanya dihuni oleh 5 Beruang Madu....itupun sebetulnya kurang luas kata mas guide-nya... walaaah...


Lima Beruang Madu penghuni KWPLH diperoleh dari masyarakat atau hasil sitaan dari pihak yang tidak bertanggungjawab...tak heran kondisi mereka agak aneh-aneh...pada saat ditemukan ada yang dalam kondisi kuku telah dicabuti, taring telah dicabuti, bahkan ada yang buta sebelah...Syukurlah saat ini mereka telah berada di tangan ahlinya, sehingga meski terlanjur cacat tetapi mereka tampak sehat dan bahagia di tempat hidupnya sekarang :)

                            

Untuk dapat melihat tingkah laku Beruang Madu yang sedang keluar kandang, kami  datang pukul 09.00 pas pada saat itu para beruang dikeluarkan dari kandang dan mereka menjelajah hutan mencari makan (makanannya terdiri dari aneka buah-buahan yang sengaja disebar di berbagai tempat oleh petugas)



Yang unik, di KWPLH ini kita juga dapat mengadopsi kucing. Rupanya kawasan ini juga merawat ratusan kucing-kucing liar maupun kucing yang kehilangan empunya, yang kemudian dilatih dan dididik sehingga menjadi kucing yang "ramah" dan siap diadopsi. Mereka yang tertarik untuk mengadopsi akan diberi pelatihan dan informasi secukupnya terlebih dahulu tentang memelihara kucing.... siip ya!

Menara intai atau sejenis jempatan kayu yang mengelilingi sebagian area hutan dibangun khusus agar para pengunjung dapat melihat para beruang beraktivitas di dalam hutan...saat kita mengintai, kita tidak boleh berisik...sebab bila beruang merasa terganggu dia akan stress dan tidak bisa hidup normal...jadi..pppsssttt...  :)

Catatan: thanks to Pap who took us there, indeed it's an impressive and unique experience..love you, Pap..