Kisah lanjutan Tur Fotografi...
Karena merasa masih lemah di ngelmu fotografi yang jelas-jelas disebabkan oleh kurang waktu belajar, kurang pengalaman, dan kurang latihan maka untuk ngakalin supaya ada juga hasil foto-foto selama ikut fotografi aku buat sebuah peribahasa terlebih dahulu "kalau tipis harapan membuat foto yang indah, maka buatlah foto yang unik"
Menapakkan kaki di dataran tinggi Tibet adalah kenyataan yang sebelumnya tak pernah terlintas dalam pikiran bakal aku alami. Tibet rasanya hanya dongeng, negeri di ujung dunia dan rasa-rasanya anggak ada perkaranya aku bisa ke sana. Namun perjalanan hidup suka tak terduga...
Aku cukup suka memotret candid, khususnya dengan model yang unik yang bergaya dengan atribut khasnya. Hanya persoalannya, tak mudah untuk memotret candid itu, banyak hal tak terduga yang bisa terjadi saat kita beraksi, khususnya bila keberadaan kita terlalu menyolok dan si target gampang merasa bahwa dialah yang sedang di foto diam-diam oleh kita. Pengalamanku, kadang model target melengos saat kita arahkan kamera, ada yang terang-terangan menutup mukanya, ada yang mengucapkan sesuatu dengan bahasanya yang aku tak tahu artinya, tapi kayaknya kalau mau ambil gambarnya dia minta dibayar haha
Aku sih maklum kalau orang tidak suka difoto secara diam-diam, karena bila itu menimpaku sepertinya aku juga bereaksi yang sama. Ngapain sih dia foto-fotoin aku, buat apa, dan mau diapain foto-fotoku itu...trus yang lebih aku khawatir kalau angle yang dia ambil keliru sehingga aku terlihat menjadi jelek bagaimana? mateklah! haha...
So,
Memotret saat ada event dan banyak orang berkerumum adalah kesempata emas untuk bercandid ria. Kenapa? karena target kita sedang tersita perhatiannya terhadap sesuatu, sehingga dia jarang sadar bahwa ada yang membidiknya. Ekspresi yang akan kita tangkap juga akan sangat variatif, karena akan spontan terpancar dari wajahnya.... Pokoknya agak bebaslah kita menarget model kita, sedang ada event gitu loh, wajar dong banyak yang nenteng kamera jepret sana jepret sini...
Meskipun....motret candid di kerumunan tetep ada minusnya, yaitu kita tak bisa mengendalikan back ground nya, apalagi cari bokeh yang asyik...karena latar belakangnya pasti juga orang-orang, bagian dari kerumunan itu tadi yang bisa sangat mengganggu fokus kita... ini bicaranya tidak ada hubungannya dengan editing lho.... photoshop, lightroom atau yang lain...pelajaranku belum sampai ke sana haha
Foto nenek ini, foto nenek Tibet. Kuambil saat secara beruntung aku menyaksikan prosesi keagamaan warga Tibet di sebuah kuil di Provinsi Yunnan, China. Si nenek nggak tahulah kalau aku potret...karena aku motretnya jarak jauh, dengan lensa tele makro. Aku cukup direpotkan dengan background-nya, jadi sebagai jalan pintas aku crop sajalah...
Saat aku di sana, suhu Tibet sedang lumayan dingin, tapi matahari cerah juga bersinar. Udaranya kering sehingga menjadikan kulit kering. Kalau aku tinggal lama di Tibet mungkin kulitku juga akan sama dengan si nenek ini. Kering, keriput dan gelap...
Oke nek, terimakasih telah jadi modelku ya nek...Kayaknya gita nggak bakalan ketemu lagi deh nek.. Tapi wajah nenek menempati sebagian lembaran perjalan hidupku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih atas komentarnya...