Mudik selalu menjadi peristiwa unik dan dinanti oleh kami sekeluarga. Meski "Bepergian" adalah "middle name" kami, maksudnya pindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan jarak yang jauh, waktu yang padat adalah biasa kami jalani, tapi khusus mudik, tidak kami bikin biasa-biasa saja. Perjalanan mudik sengaja kami bikin supaya heboh hehe...makin heboh, makin repot, makin seru!! Sekali ini, karena pertimbangan teknis dan waktu... kami tidak jalan darat, tetapi udara. Tiket telah kami pesan dua bulan yang lalu, dan hari H-nya adalah: besuk! Leaving Jakarta for Solo... :)
Malam ini, koper telah siap, dua biji, dua-duanya mlendhung :)
Kami siap berjuang di jalanan, kami siap sempoyongan membawa beban bekal, kami siap berbahagia bertemu sanak saudara, kami siap sowan sesepuh, kami siap sungkem orang tua dan mertua. What a ritual!!
Kalau ada teman yang komentar "Saya tak habis mengerti, kenapa sih orang susah-susah mudik?, macet di jalan, menghamburkan banyak uang, mempertaruhkan nyawa...toh sowan orang tua bisa kapan saja, toh sungkem dan bermaafan tidak harus di bulan Syawal"
Terus terang saya suka blangkemen menghadapi teman-teman yang seperti ini, ada begitu banyak yang ingin saya argumentasikan, tapi selalu hanya berhenti nyesek ditenggorokan saja...akhirnya biasanya saya hanya berguman "well, kita berbeda aliran" :)
Bagaimana konsep mudikmu, friend?